Thursday, August 27, 2009

Jelang MU vs Arsenal: Cesc Percobaan Formula Baru Wenger?

Kamis dini hari waktu Indonesia bagian barat Arsenal berhasil memastikan diri sebagai bagian dari 32 tim terbaik Eropa yang akan berlaga di ajang antarkampiun, UEFA Champions League 2009/2010. Menang 3-1 di Emirates berarti pasukan Arsene Wenger lolos ke babak grup dengan agregat 5-1 atas raksasa Skotlandia Glasgow Celtic. Hasil yang cukup menggambarkan bahwa William Gallas, dkk memiliki kualitas teknik yang lebih dari cukup untuk diperhitungkan sebagai calon kuat juara di berbagai kompetisi yang diikutinya, termasuk di liga Inggris. Dan pekan ini, tim London Utara tersebut akan menyambangi markas Manchester United, Old Trafford.

Arsenal & Kebijakan Manajernya yang Ekonom

Memasuki musim baru, Arsene Wenger masih keukeuh memegang prinsip lama dalam memanajeri Arsenal: bertumpu pada pemain muda dan mengutamakan produk akademi ketimbang membeli. Sebagai orang yang memiliki latar belakang pendidikan ekonomi, Wenger tahu betul bahwa prinsip membeli semurah mungkin untuk kemudian up-grade sehingga dapat dijual semahal mungkin berlaku untuk setiap aspek kehidupan, termasuk di sepakbola. Musim ini, Wenger melepas Emmanuel Adebayor & Kolo Toure. Semuanya ke Manchester City yang berani membayar masing-masing senilai 25 dan 16 juta poundsterling. Padahal beberapa tahun yang lalu, Arsenal hanya mengeluarkan 7 juta dan 200 ribu ketika mendatangkan keduanya.

Kebijakan yang sudah berlangsung selama 4 tahun terakhir tersebut memang menguntungkan secara finansial, namun tidak dalam hal prestasi. Terakhir kali Arsenal menjuarai kompetisi resmi adalah pada tahun 2005 di ajang piala FA. Pertandingan final itu adalah terakhir kalinya Arsenal dikapteni Patrick Vieira. Di musim 2005/2006, Vieira berganti kostum strip zebra Juventus, klub Italia yang bersedia menebus dirinya sekitar 15 juta poundsterling. Keputusan yang mendatangkan banyak laba karena The Gunners dulu hanya mengeluarkan 6,5 juta pounds untuk mentransfer gelandang Prancis tersebut dari AC Milan.

Piala FA 2005 diraih Arsenal di bawah pimpinan Patrick Vieira sebelum di jual ke Juventus

Penjualan tersebut sepertinya tidak berdampak apapun pada performa Arsenal bahkan potensial menjadi keputusan brilian (menjual pemain 'tua' dengan harga tinggi) karena berselang setahun kemudian Thierry Henry yang didapuk sebagai pengganti Vieira sukses mengkapteni teman-temannya ke final liga Champion. Sayang, Barcelona yang menjadi lawan mereka saat itu meluluhlantakan mimpi untuk membawa klub yang dibela untuk pertama kalinya menjadi jawara Eropa. Dan Henry, yang dulu didatangkan dari Juventus dengan harga 500 ribu pounds, akhirnya hanya 2 tahun mengemban tugas sebagai kapten karena setahun setelah final tersebut dirinya dilego ke klub rival, Barcelona, dengan bandrol 16 juta pounds.

Thierry Henry setahun sebelum menjadi rekan setim Samuel Eto'o di Barcelona

Dua kebijakan di masa lalu itu secara tidak langsung mencap Arsenal hanya sebagai klub 'pembibit' yang mematangkan pemain muda dan tak terkenal untuk dijual di masa depan ketimbang digunakan memperkuat tim agar berprestasi. Trofi bila memang akhirnya diraih hanya akan dianggap sebagai 'bonus'. Tak heran, memasuki BPL 09/10 Arsenal-lah yang diprediksi bakal tergusur dari The Big Four oleh Tottenham atau City yang memperkuat diri secara signifikan, ketimbang United, Chelsea, atau Liverpool.

Berusaha Menjungkirkan Prediksi

Nyatanya, hingga premiership berlangsung dua pekan, Arsenal justru menjadi tim tersubur dengan 9 gol yang berhasil mereka cetak dalam 2 gim. Jumlah itu melampaui raihan duet pemuncak klasemen sementara Tottenham dan Chelsea yang masing-masing mengoleksi 9 dan 7 gol dari 3 pertandingan yang sudah keduanya lewati. Padahal, dalam kurun waktu yang sama, Arsenal justru memainkan 1 gim lebih banyak dari kedua sesama klub London itu (Arsenal: 2 gim premiership + 2 gim kualifikasi liga Champions; Spurs & Chelsea hanya menjalani 3 gim premiership saja). Semua hasil itu pun diraih melalui permainan menyerang nan cantik!

Sabtu besok adalah saat yang tepat bagi anak-anak asuh Arsene Wenger membuktikan bahwa mayoritas pengamat yang memprediksi Gunners akan terlempar dari 4 besar klasemen akhir 09/10 keliru, ketika mereka bertandang ke markas juara bertahan, Manchester United.

Kurang dari 48 jam menjelang kick-off, Arsenal sedang berada pada tingkat kepercayaan diri dan mentalitas yang tinggi melihat rekor mereka dalam musim baru sejauh ini lebih baik dari tuan rumah. Kelelahan yang mereka alami pascamenekuk Glasgow Celtic Rabu kemarin dapat diabaikan melalui strategi rotasi pemain. Strategi yang terbukti mampu membawa mereka tampil konsisten karena tipisnya perbedaan pemain inti dengan para pelapisnya. Bila ada yang mengganggu persiapan maka itu adalah kepastian kondisi kapten sekaligus playmaker mereka, Cesc Fabregas yang mengalami cedera ketika memimpin timnya menekuk Porsmouth Sabtu yang baru lalu. Tetapi sejatinya Denilson, dkk tidak perlu khawatir walaupun Cesc tidak cukup fit untuk big-match tersebut karena mereka masih memiliki Andrei Arshavin dan Aaron Ramsey yang fasih memainkan peran sebagai pengatur permainan 'Gudang Peluru'. Jack Wilshere si anak ajaib yang belakangan mencuri perhatian publik Inggris juga bisa menjadi kartu As bila dibutuhkan.

Strategi Mengaburkan Strategi?

Yang kini harus diwaspadai 'Setan Merah' adalah kemungkinan taktik pengaburan strategi yang sedang dimainkan Arsene Wenger terkait spekulasi akan bermain-tidaknya Cesc Fabregas nanti. Dalam laga kontra Pompey Sabtu kemarin, Cesc Fabregas hanya bermain satu babak dan digantikan Aaron Ramsey karena cedera. Menurut hasil pemindaian Senin lalu yang dilansir Arsenal, cedera itu tidaklah parah. Fabregas hanya perlu beristirahat beberapa hari sebagai langkah pemulihan.

Meski dikatakan tidak bisa merumput vs Celtic karena masih dalam proses pemulihan, bisa jadi tenaga Fabregas memang disimpan untuk 'diledakkan' di Old Trafford. Fakta bahwa Arsenal hanya membutuhkan hasil seri atau kalah dengan selisih satu gol untuk melenggang ke fase grup liga Champions memperkuat dugaan tersebut. Opini Wenger bahwa partai play-off kualifikasi liga Champions lebih penting ketimbang bersiap menghadapi MU di premiership akhirnya hanya terdengar sebagai alibi. Strategi seperti ini bukan hal baru dalam sepakbola, tapi tetap saja mematikan. Dan akan makin berbahaya bila otak encer Wenger dapat menemukan formula untuk mengkamuflasenya sehalus mungkin.

Kecerdasan Wenger kembali menelurkan ide segar utk memenangkan trofi bagi Arsenal?

Bila benar ide-ide seperti itu akan digunakan oleh Arsene Wenger musim ini, setiap tim harus mewaspadai pria Prancis yang satu ini. Karena itu berarti bahwa Wenger sudah menyadari bahwa dalam makin ketat & transparannya kompetisi masa kini, hampir mustahil mengandalkan kualitas teknis anak-anak muda semata untuk menjadi juara. Perlu kekuatan non-teknis yang digunakan agar, meskipun tidak mendongkrak kualitas timnya, tapi mampu memecah konsentrasi persiapan tim calon lawan.

Dan kalau Wenger dapat memaksimalkan kecerdikannya berimprovisais dengan ide-ide macam itu, hati-hati...Arsenal siap menusuk dari belakang setiap analisa yang meremehkan mereka!

No comments:

Post a Comment