Friday, July 31, 2009

Bayern Munich Juarai Audi Cup


Louis van Gaal berhasil membuktikan bahwa metode kepelatihannya lebih efektif untuk mendatangkan gelar juara ketimbang strategi Juergen Klinsmann yang memang masih hijau dalam dunia kepelatihan sepakbola. Meski hanya sebatas kejuaraan eksebisi, trofi Audi Cup sudah cukup menunjukkan kapasitas dirinya yang musim lalu sukses membawa AJ Alkmaar menjuarai liga Belanda mengungguli klub-klub yang secara tradisional lebih mapan seperti Ajax, PSV, dan Feyenoord.

Di partai final tersebut, Muenchen menunjukkan determinasi permainan yang konstan sepanjang 90 menit dilanjutkan kekuatan mental baja khas tim-tim Jerman dalam tos-tosan penalti melawan Manchester United. Meski kehilangan Lucio di jantung pertahanan dan berpotensi ditinggal pemain terpentingnya Franck Ribery (kabar terbaru, si Prancis justru mendapat penawaran teranyar dari klub rival di final tersebut sebesar 35 juta pounds), Mark van Bommel, cs terlihat siap untuk mengarungi musim 2009/2010 yang akan dimulai Sabtu ini. Martin Demichelis dan kemudian digantikan Daniel van Buyten menunjukkan kemampuan diri mereka dapat dengan sempurna menutup kepergian kapten Brazil ketika menjuarai piala Konfederasi 2009 ke Inter Milan. Hanya saja, Demichelis bermain terlalu berlebihan, ketika menghentikan laju Michael Owen yang mendapat umpan terobosan ciamik dari Paul Scholes. Bila saja bukan partai eksibisi, aksi Demichelis tersebut layak untuk mendapatkan hukuman kartu dan bukan tidak mungkin diusir keluar lapangan.

Tekel berbahaya yang bisa saja membuat Michael Owen kembali menghuni ruang perawatan, tempat yang sangat kerap disambanginya dalam beberapa tahun terakhir ini. Untungnya tidak!

Tentang Audi Cup

Audi Cup adalah sebuah turnamen persahabatan yang hanya berlangsung dua hari (29-30 Juli 2009) dengan mengambil Allianz Arena di kota Munich, Jerman -kandang Bayern Muenchen- sebagai venue. Selain Muenchen sebagai tuan rumah, Audi juga mengundang AC Milan, Manchester United, dan Boca Juniors untuk meramaikan hajat perayaan 100 tahun berkiprahnya mereka di kancah otomotif dunia.

Gelaran itu sendiri adalah puncak dari serangkaian kegiatan lain di seluruh dunia yang diadakan oleh agen-agen tunggal pemegang merek Audi masing-masing negara. Di tanah air, PT Garuda Mataram Motor (GMM) selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Audi di Indonesia telah mengawali perayaan tersebut dengan menggelar pameran bertema 100 tahun Audi di Senayan City dari tanggal 21 April hingga 10 Mei 2009 lalu. Di acara itu dipamerkan seluruh jajaran Audi yang dipasarkan di Indonesia.

Selain pameran, GMM juga menggelar acara Audi 100th media gathering dalam rangka berbagi informasi kepada media, serta lomba esai foto dengan tema 'Indonesian Heritage' dengan hadiah total puluhan juta rupiah. Karya-karya para pemenang kemudian dipajang di Indonesian International Motor Show (IIMS) ke-17 yang berlangsung dari tanggal 24 Juli hingga 2 Agustus 2009 di Jakarta International Expo Pekan Raya Jakarta. Di ajang IIMS itu sendiri, nuansa tema 100 tahun Audi sangat terasa menyemarakkan stan GMM.

Rangkaian panjang kegiatan GMM tersebut akan diakhiri dengan turnamen golf amatir bertaraf internasional, Audi Quattro Cup Indonesia pada 16 Agustus di Jakarta yang merupakan bagian dari rangkaian kompetisi Audi Quattro Cup 2009 yang finalnya akan dilangsungkan di New South Wales Golf Club, Sydney, Australia 14-18 Desember mendatang.

Tahun lalu, pasangan bapak-anak David dan Ervan Purnama yang menjuarai Audi Quattro Cup Indonesia 2008 berhasil merebut juara pertama Grup B di ajang Audi Quattro Cup World Final 2008 yang digelar di Abama Resort, Tenerife Island, Spanyol yang berlangsung pada 17-21 Oktober 2008.

Warning untuk Milan

Posisi juru kunci Audi Cup yang didapat AC Milan karena kalah adu penalti dari Boca Juniors harus menjadi peringatan serius bagi klub Italia tersebut. Maklum, selain pada pertandingan sebelumnya dibantai 4-1 oleh Bayern Muenchen, Milan pun baru pulang dari turnya di Amerika Serikat dengan tertunduk malu lantaran dipecundangi oleh Chelsea, Inter Milan serta Club America. Apalagi, dua saingan terberat Milan di Serie A, Juventus dan Internazionale sukses memperkuat tim dengan kualitas mentereng.

Ketajaman AC Milan seperti terpangkas hampir setengahnya sejak ditinggal hengkang Kaka ke Madrid. Usaha mendatangkan bintang baru terhalang minimnya dana karena bahkan uang hasil penjualan Kaka pun sudah ludes untuk membayar hutang. Mungkin kini hanya Clerence Seedorf dan Pippo Inzaghi yang bisa sepenuhnya diandalkan melihat kebintangan Ronaldinho masih terhalang oleh kepribadiannya yang payah, serta belum dewasanya permainan Pato. Tapi, mengingat usia mereka yang sudah mendekati senja, sulit mengharapkan para veteran tersebut tampil konstan 90 menit setiap minggunya.

Mau tidak mau, bujet lebih harus dikeluarkan untuk mendatangkan paling tidak seorang lagi attacante kelas wahid. Nama-nama seperti Luis Fabiano dan Klaas Jan Huntelaar sebenarnya bisa saja sesegera mungkin mengenakan kaos merah-hitam Rossoneri. Syaratnya hanya satu: Silvio Berlusconi dan Adriano Galliani jangan terlalu pelit membelanjakan uangnya. Bila tidak, jangankan mengikuti jejak gemilang Pep Guardiola yang langsung meraih triplete di tahun pertamanya melatih, Leonardo bisa menjadi pelatih klub Serie A pertama yang harus meninggalkan kursi komandonya di musim 2009/2010!

Louis Fabiano (atas) atau Jan Klaas Huntelaar (bawah): Tunggu Milan sedikit Royal




No comments:

Post a Comment