Monday, July 27, 2009

Manchester United Target Utama Bom 17 Juli 2009?

Kekecewaan terbesar fans United tanah air dalam sepuluh hari terakhir tentu adalah melayangnya kesempatan menyaksikan langsung Sir Alex Ferguson mengkomandoi permainan 'Setan Merah' di Gelora Bung Karno. Seorang sahabat saya bahkan berinisiatif untuk menjadikan momen ini untuk bereuni dengan teman-teman lamanya di Jakarta. Maklum, dia kini menetap di daerah dan sangat ingin bertemu teman-teman semasa kuliah dulu yang kini tinggal & bekerja di Ibukota. Apa boleh buat, keputusan batal itu lebih baik ketimbang montase gambar iklan yang saya ambil dari sebuah forum online ini jadi kenyataan:

Teror bom di Indonesia kini memang sudah menjadi cerita klasik, tak mengejutkan lagi. Ini juga yang mungkin menjadi salah satu pertimbangan manajemen Manchester United untuk bertandang ke tanah air, sehingga baru pada tahun 2009 memutuskan untuk datang. Padahal, jumlah fans United di Indonesia adalah ketiga terbesar di Asia setelah China & Korea. Bahkan sesungguhnya, fans-fans di Indonesia adalah yang paling 'tulus' karena menggemari 'Setan Merah' tanpa alasan premordial seperti halnya banyak fans dari China & Korea yang jatuh cinta pada tim asal Inggris tersebut karena MU sempat memiliki striker China Dong Fang Zhou dan kini masih diperkuat gelandang enerjik Korea Selatan, Park Ji-Sung.

Terorisme & Islam Radikal

Sebuah organisasi Islam bernama Jamaah Islamiyah (JI) disebut-sebut sebagai kelompok yang mendalangi berbagai aksi teror bom di Indonesia sejak tahun 2000. Uniknya, barbarisme tersebut justru memecah belah organisasi yang sudah dicap terlarang oleh pemerintah negara tempat didirikannya, Malaysia. Beberapa menolak perjuangan dengan cara tersebut, yang lain mendukung. Noordin M. Top adalah salah satu anggota yang pro. Dia kini diyakini kuat berada di balik tragedi yang menewaskan 9 orang dan merugikan panitia milyaran rupiah pada 17 Juli kemarin. Lalu, apa motifnya dan benarkah Manchester United adalah target utama para teroris itu?

Sketsa wajah terbaru Noordin M. Top

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia sehingga sangat mengherankan bagi para pemeluk fanatiknya bila Syariat Islam tidak diterapkan di sini. Terlebih lagi ada wacana yang berkembang secara global bahwa Asia Tenggara akan menjadi wilayah didirikannya Khilafah Islam selanjutnya dengan menggabungkan negara-negara di wilayah tersebut. Dengan jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa dan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia adalah potensi yang menggiurkan untuk menjadi elemen penting bagi pusat kekuatan kekhilafahan. Dengan Islam kini berkembang menjadi ideologi anti Amerika-Liberalis menggantikan Uni Soviet-Sosialis dan diyakini akan berhadapan head-to-head di masa depan, segelintir fanatik menempuh jalur ekstrim agar kekhilafahan tersebut bisa segera terbentuk. Apalagi bila melihat bagaimana mayoritas negara di jazirah Arab di mana Islam berasal terlihat seperti macan ompong ketika berhadapan dengan Amerika yang menjadi pengawal setia Israel dalam konflik Timur-Tengah.

Jadi jelas, musuh para ekstrimis itu adalah segala sesuatu yang bertautan dengan Amerika, Israel (negara Yahudi), dan tentu saja para Kafir (non-muslim). Apakah Manchester United termasuk dalam kategori tersebut adalah hal yang menarik untuk ditelusuri.

Klub Inggris paling Amerika

Manchester United adalah klub sepakbola asal Inggris, negara yang selama ini sangat welcome dengan Islam di mana agama tersebut berkembang pesat di sana dalam beberapa dekade terakhir. Meski Inggris juga adalah negara utama bagi para murtadin dan para pelanggar Syariat di negara-negara Islam mencari suaka, ini tidak membuat mayoritas orang percaya bahwa keinggrisan seseorang atau sesuatu dapat menjadikan orang atau sesuatu tersebut sebagai target ekstrimis seperti Noordin.

Dari latar belakang tradisional memang kecil kemungkinannya MU dijadikan target utama. Tapi akan berbeda halnya bila sudut pandang dialihkan pada perkembangan klub tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Nike Gantikan Umbro

Logo swoosh yang sudah sembilan tahun belakangan ini setia menempel di apparel yang digunakan United adalah keluaran Nike Inc., sebuah perusahaan manufaktur yang berdiri tahun 1964 di Portland, USA. Dalam perkembangannya, Nike tumbuh menjadi merek yang sangat kuat dan merepresentasikan semangat Amerika yang bebas, berkualitas, dan inovatif. Bila Adidas simbol Jerman dalam keolahragaan, Nike adalah kebanggaan Amerika di bidang yang sama.

Ketika tahun 2000 Nike masuk untuk menggantikan Umbro memasok apparel, pasti tidak banyak orang menyangka itu adalah awal masuknya citra Amerika ke tubuh MU.

Keluarga Glazer Akuisisi United

Adalah Malcolm Glazer, seorang pengusaha Amerika berdarah Yahudi yang pada 2005 menjadikan kepemilikan Manchester United atas namanya. Tak kurang dari 800 juta poundsterling dikucurkan oleh pemilik First Allied Corporation tersebut. Keluarga Glazer sendiri adalah satu dari beberapa nama keluarga Yahudi yang menguasai dan pernah menguasai saham mayoritas di beberapa klub Premier League. Sebutlah Roman Abramovich, Alisher Usmanov, Alexander Gaydamak, dan Stan Kroenke di antaranya.

Selain United, Malcolm Glazer juga memiliki klub sepakbola Amerika, Tampa Bay Buccaneers

Stan Kroenke yang baru saja mengambil alih kepemilikan saham mayoritas Arsenal dari Alisher Usmanov

Seperti sudah banyak diketahui, Yahudi adalah musuh nomor satu bagi kebanyakan penganut agama Islam dan bangsa Arab, terlebih mereka yang fanatik. Bukan hanya karena konflik Timur-Tengah yang berkepanjangan dengan Israel yang dituding sebagai penyebabnya, Yahudi kabarnya sudah menjadi musuh Islam dan Arab bahkan sejak agama tersebut ada dan disebarkan. Berbagai ayat Al-Quran dan Hadith dikutip sebagai propaganda baik oleh para muslim radikal maupun pihak-pihak yang ingin memojokkan Islam. Ditambah Glazer berkewarganegaraan Amerika, tak ada alasan untuk para teroris tersebut 'melewatkannya' di Indonesia.

AIG Hilang, AON Terbilang

Manchester United memecahkan rekor sponsor dada ketika pada tahun 2006, AIG, sebuah perusahaan asuransi asal Amerika berinvestasi US$ 100 juta pada mereka, menggantikan Vodafone yang jatuh tempo di tahun yang sama. Krisis finansial yang menerpa Amerika setahun belakangan memporak-porandakan bisnis AIG dan membuat mereka tidak memperpanjang kontrak yang akan berakhir pada 2010. Penggantinya? Lagi-lagi sebuah perusahaan jasa asuransi & keuangan asal Amerika: AON. Kontraknya senilai US$ 133 juta/4 tahun juga adalah rekor baru dunia, melebihi jumlah yang dibayarkan merek-merek lain untuk menempel di jersey tim-tim elit lainnya.

Merek di atas akan digantikan oleh merek di bawah mulai musim 2010/2011

Artinya, jersey perayaan 100 tahun MU bermarkas di Old Trafford ini adalah jersey terakhir logo AIG bersemat

Jihad atau Semata Jahat?


Repot memang kalau hal-hal keagamaan sudah turut campur, obyektifitas pun menjadi bias. Para fanatik itu sudah sangat lancang mengatasnamakan Tuhan untuk melegitimasi nafsu setannya. Mereka berdalih berjihad, membela saudara-saudara satu agama (seukuwah) yang di bagian dunia lain diinjak-injak oleh entitas bernama Amerika. Padahal, kalau tindakan itu memang berdasarkan pembelaan terhadap saudara-saudara seukuwah, bukankah banyak tenaga-tenaga kerja Indonesia terutama wanita yang dianiaya hingga dibunuh ketika bekerja di negara seperti Malaysia dan Arab Saudi? Mana pembelaan mereka untuk para pahlawan devisa negara seperti Siti Hajar atau yang paling baru: Antin Suprihatin binti Solehudin? Apakah mereka menutup mata karena pelaku penganiayaan berasal dari negara dimana agama mereka muncul? Atau karena organisasi dan dalang peristiwa-peristiwa jahat ini berasal dari negara tersebut? Hahaha...jihad macam apa itu???!

Siti Hajar, muslimah yang juga butuh pembelaan saudara-saudara seukuwah.

Garuda di Dada

Indonesian All Star
yang sudah bersiap menghadapi MU pun harus juga menanggung kecewa. Namun, Garuda tentu bukan hanya untuk dibela di atas lapangan. Garuda bukan hanya untuk disematkan di dada kiri. Garuda adalah lambang negara, simbol harga diri bangsa yang harus dibela kapan saja dan di mana saja. Sekarang adalah momen yang paling pas untuk seluruh rakyat Indonesia membuktikan kepada seluruh dunia sebagai negara beradab yang tidak menyetujui terorisme dan tidak melindungi para teroris. Bila di jaman revolusi kemerdekaan kita dipersatukan untuk melawan penjajah dalam wujud Belanda dan Jepang, maka kini penjajah itu bertransformasi dalam diri para teroris berjanggut dan berjubah. Ini bukan lagi masalah agama karena masa depan bangsa Indonesia dipertaruhkan. Hancur-jayanya NKRI ada ditangan rakyat, bukan pada segelintir fanatik yang bahkan sudah mengkhianati ajaran agamanya sendiri.
Ayo, nyanyikan 'Garuda di Dadaku'-nya Netral lantang-lantang, dengan mengubah sedikit lirik refrain-nya:
"Garuda di dadaku...Garuda kebanggaanku..
Kuyakin KALI ini pasti menang!
Kobarkan semangatmu...Tunjukkan PERSATUANMU..
TERORIS PASTI BISA KITA GANYANG!"

No comments:

Post a Comment